JAKARTA – Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati menyampaikan informasi terkait pembicaraan yang dilakukan bersama Menteri Keuangan Amerika Serikat Scott Bessent pada acara Forum G20 serta Rapat Musim Semi IMF tahun 2025 di Washington DC. Selain mendiskusikan aspek-aspek dari kerjasama dua negara tersebut secara bilateral, mereka juga memfokuskan diskusi tentang orientasi kebijakan ekonomi AS dalam konteks institusi-institusi berbasis internasional ini.
“Menurut pernyataan dari Pak Scott Bessent, AS akan terus menjadi bagian penting dan pemimpin dalam organisasi internasional seperti IMF dan Bank Dunia. Ini juga merupakan kesempatan untuk mewujudkan berbagai kebijakan domestik mereka melalui institusi-institusi ini,” jelas Sri Mulyani saat memberi keterangan pada Konferensi Pers tentang Kemajuan Negosiasi Perdagangan Indonesia-Amerika Serikat Secara Daring di Jakarta, Jumat (25/4/2025).
Peran Amerika Serikat di dalam lembaga global itu perlu dianalisis secara mendalam karena bisa mempengaruhi struktur perdagangan serta kolaborasi internasional, termasuk hubungan dengan Indonesia.
Untuk memahami perspektif Amerika Serikat, Sri Mulyani menyebutkan bahwa negara tersebut sedang mendorong struktur perdagangan baru yang lebih bersaling manfaat atau kedua belah pihak sama-sama diuntungkan.
Dengan demikian, tambah Menteri Keuangan, Indonesia meningkatkan strategi diplomatinya dalam bidang ekonomi lewat beberapa saluran, seperti USTR, Kementerian Perdagangan Amerika Serikat, serta Departemen Keuangan Amerika Serikat.
Upaya ini menjadi bagian penting dari strategi negosiasi tarif resiprokal yang saat ini sedang dijalankan oleh pemerintah Indonesia.
“Dalam hal ini, tentunya kita perlu terus menerus belajar tentang perkembangannya (AS), sebab dalam diskusi kami (perundingan), Amerika juga menekankan pentingnya hubungannya dengan Cina sebagai salah satu aspek yang pastinya akan memiliki dampak pada Indonesia dan semua wilayah ekonomi global,” katanya.
Selanjutnya, Bendahara Negara tersebut mengatakan bahwa proposal yang diajukan oleh Indonesia lewat rombongan delegasinya dianggap sebagai salah satu dari beberapa usulan terlengkap dan penuh visi.
Pihak berwenang Amerika Serikat diketahui telah menunjukkan penghargaan atas tanggapan proaktif Indonesia yang memfasilitasi jalur diskusi serta mendukung perubahan struktural di dalam negri.
Dengan dasar komunikasi awal, seperti yang barusan di Indonesia,
di antara mereka yang pertama kali mencoba, orang-orang perintis ini
, hal tersebut dipandang akan menghasilkan
advantage
atau manfaat yang diperoleh dari posisi Indonesia dalam proses negosiasi ini.
Feedback
Yang menggembirakan ini pasti akan menjadi dasar bagi kami untuk terus melanjutkan diskusi pada tingkat teknis, sehingga di harapkan pada akhirnya akan timbul suatu perubahan.
agreement
,” tutur Menkeu.
Adapun Indonesia telah menandatangani perjanjian
non-disclosure
bersama USTR tanggal 23 April 2025.
Langkah ini mengindikasikan bahwa Indonesia memasuki tahap awal perundingan tariff dan menjadi salah satu dari 20 negara pertama yang mencapai fase itu.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa pemerintah bertujuan untuk menuntaskan negosiasi teknis dalam jangka waktu 60 hari kedepannya.
“Airlangga menyatakan bahwa harapan kami adalah rincian diskusi dan negosiasi teknis bisa terselesaikan dalam waktu 60 hari,” katanya.