Konflik antara India dan Pakistan muncul lagi hanya beberapa jam sesaat setelah kedua negeri jiran itu sepakat menghentikan tembakan pada hari Sabtu, 10 Mei 2025. Bom meledak di wilayah pesisir, yang kemudiannya menyebabkan India mencurigai adanya pelanggaran dari Pakistan atas kesepakatan gencatan senjata tersebut.
Witnesses reported seeing artillery fire and drone attacks in Jammu and Kashmir, which were hotspots for most of the battles. Meanwhile, explosions from air defense systems echoed across cities experiencing power outages, similar to what happened the previous night.
“Pemintaan diajukan ke Pakistan agar segera mengimplementasikan tindakan efektif guna memperbaiki ketidaksesuaian tersebut serta merespons kondisi saat ini dengan serius dan bertanggung jawab,” ungkap Menteri Urusan Luaran Negara India, Vikram Misri, pada jumpaan pers seperti dilaporkan oleh Reuters, Minggu (11/5/2025).
Dalam respon terhadap tindakan tersebut, pemerintah India telah memerintahkan pasukan militer mereka untuk secara tegas menangani segala pelanggaran yang dilakukan oleh Pakistan.
Sebagai balasan, Departemen Luar Negeri Pakistan menyatakan komitmennya terhadap gencatan senjata, membantah klaim bahwa mereka adalah pihak yang memicu kembali permusuhan dan menjunjukkan kesalahan kepada India dalam hal ini.
“Tim kami mengelola keadaan dengan penuh tanggung jawab dan keterkendaliannya,” ungkap Kementerian Luar Negeri Pakistan.
Kementerian itu pun mendesak pasukan di lokasi untuk bersikap tertib dan menyebutkan bahwa segala permasalahan dalam implementasi gencatan senjata sebaiknya diselesaikan lewat jalur komunikasi yang tepat. Walau demikian, juru bicara militer Pakistan belum memberikan tanggapan terkait tuduhan yang dilayangkan ke pihak mereka.
Karena terjadinya kembali konflik antara India dan Pakistan, jumlah orang awam yang gugur naik hingga mencapai 66 jiwa cuma dalam empat hari bertarung.
Pada saat yang sama, konflik antara India dan Pakistan mewujudkan pertarungan terparah di antara kedua lawan lama dari Asia Selatan dalam kurun waktu lebih dari 30 tahun, serta memiliki potensi untuk berkembang menjadi peperangan besar-besaran di salah satu kawasan paling tidak stabil dan ramai penduduk di planet ini. Alasannya adalah adanya ketakutan bahwa senjata nuklir yang dipunya oleh kedua bangsa tersebut dapat dikerahkan pada medan tempur; meski demikian, angkatan bersenjata Pakistan secara gamblang membantah peluang hal tersebut.
Meskipun demikian, sebelumnya lewat postingan di platform media sosial X, Menteri Urusan Luar Negeri Pakistan, Ishaq Dar, telah memaparkan tentang perjanjian cease-fire antara kedua negara tersebut. Kesepakatan yang difasilitasi oleh Amerika Serikat ini menetapkan bahwa keduanya sepakat untuk mengakhiri seluruh bentrokan mulai pukul 17:00 Waktu India.
Pakistan dan India telah setuju untuk segera menerapkan gencatan senjata. Pakistan selalu berkomitmen dalam usaha meraih perdamaian serta keamanan di wilayah tersebut tanpa harus mengorbankan kedaulatan maupun keseluruhan benuanya! ungkapnya melalui cuitannya.