Sebelum Membeli Motor Listrik: Ketahui Kelebihan dan Kekurangan Baterai LFP/LifePO4


MOTOR Plus-online.com – Baterai mirip seperti bahan bakar untuk sepeda motor biasa dan tersedia dalam berbagai tipe.

Berikut beberapa tipe baterai untuk motor listrik: Lead-Acid, NiCd, Li-ion, Li-Po, dan LiFePo4.

Sebelum membeli sepeda motor listrik, pahami dahulu kelebihan dan kekurangan baterainya yang berjenis LFP atau LiFePO4.

Baterai Lithium Ferrophosphate (LFP), yang juga dikenal sebagai LiFePO4, telah luas dipakai pada kendaraan bermotor listrik.

Jenis LFP atau LiFePO4 saat ini banyak digunakan pada motor listrik.

Apa sajakah manfaat menggunakan baterai lithium ferropsospat di motor listrik?

“LiFePO4 jauh lebih unggul sebab memiliki siklus atau masa pakai yang lebih lama,” ungkap Abdullah, pemilik bengkel Dolland Motor Electric saat berbicara dengan MOTOR Plus-online beberapa waktu dahulu.

“Jika baterai Li-ion memiliki umur pakai hingga 1000 siklus, maka LiFePO4 dapat mencapai 2000 siklos,” lanjut Abdul, demikian ia biasa dipanggil.

Di samping itu, menurut Abdul, baterai tersebut mampu beroperasi pada temperatur tinggi dan cenderung aman dari risiko kebakaran.

“Umumnya lebih tahan terhadap suhu yang lebih tinggi, dan dapat menampung arus dengan amperase besar ketika dicharge dibandingkan baterai Li-ion,” jelasnya.

“Apabila sel baterai Li-ion terkena tusukan, maka akan muncul nyala api dan bahkan tidak dapat dipadamkan dengan peralatan pemadaman sederhana,” jelas Abdul lebih lanjut.

“Bila LFP dipaku hanya akan menghasilkan asap, sehingga tidak bakal terbakar,” paparnya.

LiFePO4 memiliki konduktivitas listrik yang lebih rendah jadi mengurangi risikonya untuk terbakar.

Sayangnya baterai ini memiliki kelemahan, yakni berukuran cukup besar namun voltasinya rendah.

“LiFePO4 memiliki ukuran yang besar namun tekanannya rendah,” tambah pemilik bengkel khusus sepeda motor listrik tersebut.

“Tegangan tiap sel pada jenis LFP adalah sekitar 3,2 Volt saat terisi dan mencapai maksimum 3,65 Volt ketika penuh. Sementara itu, untuk baterai Li-ion memiliki tegangan 3,7 Volt yang naik hingga ke 4,2 Volt saat terisi penuh,” jelasnya.

Untuk membuat paket baterai 72 Volt, diperlukan 24 sel LiFePO4, sementara Li-ion cukup membutuhkan 20 sel.

Kelemahan lain dari baterai LiFePO4 adalah sering kali mengalami pemadaman mendadak ketika berada dalam kondisi tekanan rendah.

Peristiwa tersebut dipengaruhi oleh faktor kedalaman pengosongan baterai (Depth of Discharge / DOD) atau rendahnya level tegangan baterai.

“Pada umumnya, baterai tidak boleh mencapai DOD,” kata lelaki yang membuka usaha di Jalan Curug Raya, Jaticempaka Kota Bekasi itu.

“Pabrikan pasti akan kasih spare, misal sel baterai LiFePO4 DOD di 2,5 Volt, maka pabrikan memasang voltase terendah di 3,15 Volt atau 3 Volt.

“Sementara itu, voltase teratas dari floating voltage-nya juga cukup tinggi. Setelah pengisian daya selesai, baterai LiFePO4 yang memiliki tegangan 60Volt akan mencapai ketinggian 73 Volt,” ungkapnya.

Keuntungan dari baterai LFP atau LiFePO4 adalah memiliki siklus yang lebih lama dan cenderung tidak gampang terbakar.

Kelemahannya adalah memiliki ukuran dan berat yang cukup besar, sehingga membutuhkan space ekstra pada sepeda motor listrik, serta kapasitas penyimpanan energi listriknya terbatas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright 2025 REEL MASTER
Powered by WordPress | Mercury Theme