Perhatian! 3 Karakter yang Menghambat Kesempatan untuk Dicintai



Di kehidupan sehari-hari, tentu sudah tidak asing lagi jika kita menemui orang-orang yang susah untuk diajak bersosialisasi, entah itu sebagai teman, pasangan, ataupun kolega di tempat kerja.

Mereka mungkin terlihat sangat menggoda di permulaan, namun lama-kelamaan cara mereka bertindak menjadikan hubungan itu memakan tenaga serta dipenuhi hambatan.

Banyak individu mungkin dijuluki sebagai “beracun” atau “makhluk drama”, namun dalam ranah keilmuan psikologis, terdapat terminologi khusus yang digunakan untuk mendeskripsikan tipe manusia tersebut.

Orang yang secara konsisten menimbulkan kesulitan bagi orang di sekitarnya mungkin mengidap gejala-gejala suatu gangguan kepribadian.

Bukan bermaksud bahwa individu-individu tersebut tak mampu berkembang atau tidak pantas untuk dikasihi, namun kurangnya pengetahuan tentang diri sendiri serta upaya perbaikan dapat membuat mereka lebih sering menemui hambatan dalam membina ikatan romantis yang baik dan tahan lama.

Apa saja ciri-ciri kepribadian yang membuat seseorang sulit dicintai? Dilansir dari laman yourtango.com, berikut penjelasannya.

1. Narsistik: Semesta Putar Mengitari Diri Dia

Seseorang bertipe narsistis biasanya mempunyai perasaan keunggulan yang kuat. Mereka meyakini bahwa mereka jauh di atas orang lain, yakin akan kebenaran pandangan pribadi, serta enggan mendengarkan masukan atau celaan. Apabila terjadi kesalahan ataupun hasilnya tak sebagaimana mestinya, umumnya mereka cenderung mencari-cari kambing hitam bukan introspeksi diri.

Masalah besar yang sering terjadi saat berhubungan dengan seseorang bertipe narsistik adalah minimnya rasa simpati mereka. Orang-orang tersebut kesulitan untuk mengerti bagaimana rasanya menjadi orang lain dan cenderung hanya peduli pada dirinya sendiri saja. Di dalam suatu hubungan percintaan, mereka bisa tampak sangat menyenangkan di permulaannya, namun lama kelamaan, pasangan akan mulai merasakan dicuekkan serta tak mendapat penghargaan cukup.

Seseorang dengan karakteristik tersebut biasanya sangat memerlukan pengakuan berkelanjutan. Apabila tak menerima cukup perhatian, mereka dapat merasa kesal dan bahkan menjauh dari pasangan sebagai cara untuk memberi sanksi. Berhubungan dengan orang Narcissistic bisa dirasakan mirip naik turunnya sebuah roller coaster yang membuat lelah secara emosi.

2. Borderline: Perasaan seperti Ribut Petir yang Tiba-tiba

Orang dengan ciri-ciri gangguan pribadi borderlin sering kali menghadapi fluktuasi emosional yang drastis secara cepat. Misalkan dalam kurun sehari, mereka mungkin sangat sayang pada pasangan mereka, namun hanya beberapa jam setelahnya dapat tiba-tiba merasakan amarah atau frustasi tanpa ada penyebab yang pasti.

Mereka pun kebanyakan mengartikan dunia dengan konsep hitam dan putih—menyebabkan orang lain seringkali dilihat sebagai makhluk yang amat mulia atau sungguh jahat, tidak adanya ruang untuk keragaman pendapat. Penyesuaian mendadak dalam perlakuan terhadap pasangan dapat menjadi sangat memusingkan serta menyakitkan.

Di samping itu, orang dengan karakteristik gangguan batas kepribadian kerapkali merasa khawatir akan ditinggal sendirian. Kekhawatan tersebut dapat mendorong mereka untuk bertindak posesif, cemas berlebihan, atau menggunakan pengaruh emosi untuk mempertahankan hubungan romantisnya. Jalinan kasih sayang dengan pihak yang mengidap sifat semacam ini biasanya terbilang sangat mendalam serta dipenuhi konflik dramatis.

3. Anti-sosial: Tak Memedulikan Aturan dan Keprihatinan orang lain

Ciri utama dari individu dengan sifat antisosial adalah kurangnya empati dan rasa bersalah. Mereka tidak ragu untuk berbohong, memanipulasi, atau melanggar aturan demi mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dalam hubungan, mereka bisa bersikap sangat licik dan sulit dipercaya.

Seseorang dengan sifat seperti itu tak punya panduan etis yang kukuh. Apabila bertindak dalam cara yang mencelakai kekasihnya, mereka enggan mengakuinya dan merasakan penyesalan ataupun rasa bersalah. Sebaliknya, mereka lebih condong memandang hubungan sebagaimana bermain game di mana tujuannya adalah untuk menjadi pemenang, daripada bekerja sama secara setara demi dukungan satu sama lain.

Berinteraksi dengan orang yang memiliki sikap anti-sosial dapat membawa risiko besar bagi kesejahteraan emosi Anda. Orang seperti itu mungkin menyebabkan pasanggarnya merasa lemah, pusing, serta hilang rasa percaya diri. Apabila ada tanda-tanda kuat bahwa mereka mempunyai karakteristik semacam ini, alangkah baiknya untuk mengambil langkah mundur agar terhindar dari dampak negatif yang lebih parah lagi.


Saat Ketiganya Bergabung Dalam Seseorang

Orang yang memiliki campuran sifat narcissistic, borderline, dan antisocial merupakan individu yang paling susah dalam membangun ikatan relasional. Awalnya mungkin tampak sangat menggiurkan, namun lama-kelamaan motif-motif perilaku mereka bakal mulai kelihatan: selalu berpikir diri sendiri superior dibandingkan orang lain, perubahan emosi yang tak konsisten, serta minim sekali penyesalan atau pertimbangan tentang apa yang telah dilakukan kepada orang lain.

Yang membuat lebih sulit, orang dengan tipe ini sering kali pandai menyembunyikan sisi gelapnya di awal perkenalan. Mereka bisa bersikap manis, penuh perhatian, dan tampak seperti pasangan ideal. Namun, seiring waktu, sisi manipulatif dan destruktif mereka mulai muncul, membuat pasangannya merasa terjebak dalam hubungan yang melelahkan.

Bukan berarti individu dengan ciri-ciri ini tidak bisa berubah. Dengan kesadaran diri dan terapi yang tepat, mereka bisa belajar mengelola emosinya dan membangun hubungan yang lebih sehat. Namun, perubahan ini tidak mudah dan membutuhkan waktu yang lama.


Bagaimana Menghadapi Orang dengan Ciri-Ciri Ini?

1. Kenali tanda-tandanya sejak awal. Jika seseorang menunjukkan pola perilaku yang membuat hubungan terasa melelahkan dan penuh drama, jangan abaikan insting.

2. Tentukan batas dengan tegas. Jangan sampai Anda terperangkap dalam suatu hubungan yang merugikan cuma untuk selalu memberi peluang lagi dan lagi.

3. Jangan bermimpi untuk merombak mereka. Perubahan hanya dapat terjadi jika mereka yang bersangkutan mau, bukan karena tekanan dari pasangan.

4. Penting untuk menjaga kesehatan mental Anda. Bila hubungan sudah memberikan dampak buruk pada keadaan emosi, lebih bijaksana untuk menarik diri saat masih waktu.

5. Pertimbangkan untuk mendapatkan bantuan ahli. Bila Anda menemui kesulitan dalam mengatasi orang yang memiliki karakteristik tersebut, berbicara dengan seorang psikolog atau terapis dapat memberikan manfaat.

Membangun suatu hubungan idealnya harus memberikan kegembiraan dan kedamaian, bukannya menciptakan tekanan atau meneror dengan rasa sakit. Apabila individu tersebut mengungkapkan karakteristik seperti narcissistic, borderline, dan antisocial, maka untuk meraih ikatan yang bermutu tinggi sangatlah mustahil tanpa adanya pemahaman diri serta usaha dari orang itu sendiri.

Jangan ragu untuk menarik diri dari hubungan yang melelahkan secara emosional. Setiap orang berhak mendapatkan cinta yang sehat dan penuh rasa hormat. Jika hubungan lebih sering menyakitkan daripada membahagiakan, mungkin saatnya mempertimbangkan apakah tetap bertahan adalah keputusan yang terbaik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright 2025 REEL MASTER
Powered by WordPress | Mercury Theme