PIKIRAN RAKYAT SULTENG
– Dalam kesibukan sehari-hari, banyak orang hanya mengunjungi dokter saat telah merasakan gejala penyakit. Namun, berbagai kondisi medis yang sangat serius umumnya berkembangan tanpa tanda-tanda pasti pada stadium dini. Situasi seperti ini dapat menyebabkan
skrining kesehatan rutin
sangat penting sebagai barisan depan dalam mendeteksikan masalah sedari awal dan mencegahnya agar tidak menjadi lebih parah.
Bermacam-macam penyakit berbahaya yang bersifat
silent killer
Atau seperti pembunuh seringaan. Mereka dapat tumbuh selama bertahun-tahun tanpa diketahui, sampai akhirnya mencapai tahap yang lebih parah dan susah disembuhkan,” ungkap Dr. Rina Kusuma, seorang ahli penyakit dalam dari Kota Palu. “Melakukan pemeriksaan medis secara rutin merupakan langkah terbaik bagi kesehatan kita, karena akan mempermudah deteksi dini serta pengobatan yang tepat.”
Berikut adalah 5 penyakit mematikan yang seringkali tanpa gejala awal, dan mengapa skrining rutin sangat penting untuk mendeteksinya:
1. Penyakit Hipertensi (Tingginya Tekanan Darah)
Disematkan julukan “pembunuh diam-diam” karena mayoritas pasien tidak mengalami gejala apapun, meskipun tekanan darahnya telah mencapai level yang sangat tinggi. Bila tidak dikendalikan dengan baik, kondisi ini bisa memicu serangan jantung, stroke, gagal ginjal, hingga hilang penglihatan.
Pemeriksaan awal: Mengukur tekanan darah secara berkala.
2. Diabetes Tipe 2
Pada tahap awal, diabetes tipe 2 mungkin tidak menunjukkan gejala yang kentara. Rasa lelah, sering haus, atau sering buang air kecil sering dianggap sepele. Namun, kadar gula darah tinggi yang tidak terkontrol dapat merusak organ vital seiring waktu, memicu komplikasi serius seperti penyakit jantung, kerusakan saraf, dan masalah ginjal.
Skrining: Uji kadar gula darah saat puasa ataupun tingkat HbA1c.
3. Kanker Usus Besar (Kolorektal)
Kanker jenis ini umumnya tumbuh dengan lambat dan tidak menimbulkan gejala yang mencolok pada fase awal. Gejalanya baru terlihat saat sudah memasuki stadium lebih maju, misalnya adanya perubahan kebiasaan buangan air besar, ada darah dalam tinja, atau rasa sakit di bagian perut. Melakukan deteksi sejak dini lewat pemeriksaan rutin bisa sangat membantu untuk meningkatkan peluang penyembuhan secara signifikan.
Pemeriksaan awal: Melakukan kolonoskopi atau uji tes darah tinja yang sensitif (FOBT) secara rutin, khususnya setelah berumur 50 tahun atau apabila memiliki sejarah penyakit dalam keluarga.
4. Kanker Leher Rahim (Serviks)
Kanker serviks biasanya dipicu oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV) dan bertumbuh dengan sangat perlahan. Pada fase awal, jarang terdapat tanda-tanda apa pun. Gejala-gejala baru akan nampak saat kondisi ini mencapai tingkat kemajuan yang lebih serius, misalnya seperti adanya pendarahan tak normal.
Skrining: Melakukan Pap Smear atau uji HPV berkala bagi wanita yang telah beraktivitas seksual.
5. Penyakit Jantung Koronary (PKK)
PJK dapat berkembang tanpa gejala yang jelas sampai terjadi serangan jantung. Penumpukan plak di arteri bisa terjadi bertahun-tahun sebelum Anda merasakan nyeri dada atau sesak napas. Faktor risiko seperti kolesterol tinggi, hipertensi, dan diabetes adalah indikator penting yang memerlukan pemantauan.
Pemeriksaan awal: Memeriksakan tingkat kolesterol, tekanan darah, gula darah, serta terkadang melakukan EKG atau uji stres (apabila ada indikasi resiko).
Jangan menunggu hingga tubuh mengirimkan peringatan berbahaya. Jadilah proaktif.
skrining kesehatan rutin
Sebagai komponen dari pola hidup sehat Anda. Bicarakan dengan dokter tentang tipe pemeriksaan yang cocok berdasarkan umur, catatan medis keluarga, serta elemen risiko personal Anda. Lebih baik mencegah dibandingkan merawat penyakit.