.CO.ID – JAKARTA.
Indonesia tetap mempunyai kesempatan untuk menjelma menjadi suatu negeri dengan pendapatan yang tinggi.
Meskipun demikian, prestasi tersebut mengharuskan adanya periode panjang beserta usaha ekstra, khususnya lewat regulasi dari pihak berwenang dan perubahan pada susunan internal yang bisa menstimulasi pertambahan efisiensi dan ketajaman persaingan dalam sektor bisnis lokal.
Ekonom dari LPEM FEB UI, Teuku Riefky, mengemukakan bahwa walaupun tujuan tersebut tercapai bisa dilakukan, namun perjalanannya tidak akan selesai dengan cepat.
Dia memberikan contoh beberapa negara yang sudah sukses menjadi negara berkadar pendapatan tinggi dengan durasi yang tidak sama. Korea Selatan mewujudkannya dalam periode singkat, sedangkan Jepang serta sebagian besar negara di Benua Eropa butuh waktu lebih panjang.
Menurut dia, tingkat kemajuan sangat dipengaruhi oleh keputusan kebijakan yang diambil serta seberapa efisien perubahan struktur dapat terwujud.
“Transformasi struktural di Indonesia masih belum berlangsung dengan maksimal,” kata Riefky kepada .co.id, Selasa (29/4).
Dia menganggap bahwa situasi itu mempengaruhi peningkatan pertumbuhan produktivitas, yang merupakan salah satu rintangan terbesar dalam perjalanan mencapai status sebagai negara dengan pendapatan tinggi.
Agar tujuan itu tercapai lebih cepat, Riefky mengusulkan beberapa kebijakan, termasuk meningkatkan iklim investasi, mengurangi praktek perburuan rente, dan menyederhanakan hambatan impor.
Dia menggarisbawahi bahwa kebijakan-kebijakan itu sangat penting untuk memperbaiki efisiensi dan kemampuan bersaing sektor industri lokal, yang menjadi faktor krusial bagi pencapaian posisi sebagai negara dengan pendapatan tinggi.