Idul Adha: Berapa Banyak Daging Amankah untuk Dimakan?



– Idul Adha atau perayaan kurban tinggal menyusul.

Di saat ini, umat Muslim akan menunaikan ibadah penyembelihan hewan qurban dan kemudian mendistribusikannya.

Wajar saja bila konsumsi daging merah pada masa Idul Adha mengalami kenaikan.

Secara umum, memakan daging dengan porsi yang sesuai adalah tindakan yang aman.

Tetapi apakah amannya bila mengkonsumsinya berlebihan?

Berapa batas maksimalnya?

Kompas.com
menyatakan hal tersebut kepada Dr. Bramantya Wicaksana, Sp.PD, pada artikel Minggu (31/5/2025).

Dr. Bramantya mengusulkan untuk tidak memakan daging merah secara berlebihan.

Memakan daging merah secara berlebihan dapat menyebabkan beberapa risiko kesehatan antara lain penyakit kanker serta gangguan pada sistem kardiovaskular.

“Secara umum, konsumsi daging merah dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung dan kanker, demikian hasil dari banyak studi,” ungkapnya.

Dia merekomendasikan batasan maksimum asupan daging merah kira-kira menjadi tiga sajian seminggu.

Itu sama dengan berat antara 350 sampai 500 gram.

“Bila diminta menyebutkan batasan yang disarankan, dari beberapa sumber literatur kurang lebih sebanyak tiga porsinya setiap pekannya (sekitar 350-500 gram). Lebih baik jika tidak melebihi jumlah tersebut,” jelasnya.


Berita Selanjutnya: 5 Akibat Konsumsi Terlalu Banyak Daging Secara Sekaligus

Idul Adha merupakan saat di mana konsumsi daging merah naik tajam.

Ini terjadi karena umat Muslim melakukan pemotongan hewan qurban yang nantinya akan didistribusikan dan dimakan.

Walaupun secara umum daging itu baik untuk dikonsumsi, mengonsumsinya terlalu banyak tetap harus dijauhi.

Berdasarkan informasi dari Insider, makanan dengan porsi besar yang terdiri atas daging dalam kurun waktu pendek bisa menimbulkan berbagai efek samping negatif.

Di bawah ini adalah penjelasan tentang dampak negatif yang bisa terjadi karena konsumsi berlebihan daging.

1. Mudah Lelah

Ketika tubuh sedang memecah daging, seseorang dapat merasakan kelelahan atau kantuk sesudah makan.

Ini disebabkan oleh peningkatan aliran darah menuju usus guna mendukung proses pencernaan, yang mengakibatkan pengalihan sebagian darah dari otak serta bagian tubuh lainnya.

Di samping itu, sejumlah tipe daging seperti daging sapi dan ayam turki memiliki kandungan triptophan, yaitu asam amino yang penting untuk pembentukan melatonin— hormon yang memicu perasaan ngantuk.

2. Dehidrasi

Sekilas makanan tinggi protein seperti daging mengonsumsi sejumlah besar air saat diolah, yang bisa berakibat pada kekurangan cairan dalam tubuh.

Walaupun protein sangat diperlukan untuk membangun dan meregenerasi otot, keperluan protein setiap hari ternyata tidak sebesar yang kita bayangkan.

Anjuran konsumsi protein bagi individu dengan tingkat aktivitas rendah kira-kira 0,36 gram per pon berat badan, sedangkan atlit memerlukan paling banyak satu gram per pon berat badan setiap harinya.

Manfaat protein menyebabkan tubuh mengonsumsi lebih banyak cairan guna menyingkirkan kelebihan nitrogeng. Apabila konsumsi air tidak cukup, hal ini bisa muncul sebagai tanda-tanda seperti merasa letih, pusing, atau perasaan tak nyaman di badan.

3. Berkeringat Lebih Banyak

Proses pengolahan makanan, khususnya protein, mengonsumsi banyak energi dan bisa menaikkan temperatur badan—suatu fenomena yang dikenal sebagai termogenesis akibat pola makan.

Karena protein cenderung lebih rumit untuk dicerna, hal ini memicu peningkatan yang lebih besar pada suhu badan, yang kemudian menyebabkan produksi keringat berlebih saat Anda makan daging.

4. Gangguan Pencernaan Karena Defisiensi Serat

Mengonsumsi terlalu banyak daging bisa mengecilkan porsi konsumsi sumber-sumber nutrisi lain seperti biji-bijian dan sayuran, yang merupakan penyedia serat alami. Hal ini pada gilirannya dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti perut buncit, susah buang air besar, atau sebaliknya, diare.

Tentu saja daging kaya akan zat-zat bergizi, namun kurang dalam serat yang merupakan elemen vital bagi proses pencernaan serta kontrol kadar glukosa di darah. Ketidakcukupan asupan serat bisa berakibat pada masalah perut yang parah seperti sakit perut.

Studi mengindikasikan bahwa diet yang banyak mengandung serat membantu menjaga kondisi saluran cerna serta proses metabolisme sebab berfungsi sebagai nutrisi untuk mikroorganisme positif dalam usus.

5. Risiko Penyakit Kardiovaskular

Penelitian mengindikasikan bahwa makan daging merah serta daging yang diolah secara berlebihan terhubung dengan penambahan peluang terserang kanker dan gangguan jantung.

Makanan daging yang diproses seperti ham, bacon, sosis, dan hot dog memiliki zat pengawet kimia bernama nitrat di dalamnya. Zat ini sudah ditunjukkan dapat menaikkan peluang menderita kanker usus besar, ginjal, serta lambung.

Karenanya, pakar nutrisi merekomendasikan agar memakan daging dengan porsi wajar demi mengurangi kemungkinan terkena penyakit jangka panjang.


()

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright 2025 REEL MASTER
Powered by WordPress | Mercury Theme